-->

Ngobrolin Dosen Kenthir Sambil Menikmati Seblak

Nyeblak bareng dan ngobrol buku Dosen Kenthir Belajar Nyetir


EDENTS PUBLIKA,, Akhir-akhir ini memang lagi musimnya hujan. Kalo hujan-hujan gini, enaknya nyari yang anget-anget. Pas banget nih, nongkrong sama temen-temen di warung seblak Bloom Sundanese Seblak di pertigaan dekat SMA Negeri Satu Weleri.

Kemarin baru saja ada acara keren lho disana, “Nyeblak Bareng dan Ngobrol Buku”. Jarang-jarang di Weleri ada acara beginian. Buku yang diobrolin judulnya “Dosen Kenthir Belajar Nyetir”, karya Nikmah Yuana yang diterbitin Penerbit Edents Publika.

Buku itu bercerita tentang pengalaman Bu Nikmah (penulis), seorang dosen di Politeknik Negeri Semarang (POLINES) yang harus survive setelah suaminya (Pak Teguh) divonis gagal ginjal.

Selain membuat kondisi fisik Pak Teguh menurun, penyakit tersebut juga menghabiskan biaya yang tidak sedikit, karena harus menjalani cuci darah seminggu dua kali.

Untuk itu, Bu Nikmah harus melakukan segala upaya. Termasuk untuk mengantar Pak Teguh bolak-balik ke klinik, ia kepepet dan akhirnya terpaksa belajar nyetir. Namun, dari situlah ia kemudian menemukan cerita-cerita baru tentang kehidupan. Apa saja ceritanya?

Hadir disana empat orang yang jadi narasumber. Ada Susilo Sudarmanto pegiat lapak baca Lentera Aksara, yang saban Minggu buka lapak di Taman Kota Weleri. Ari Fredyanto, seorang Driver Ambulan Lazismu dan juga giat di gerakan bagi nasi, Jum'at Berkah. Lailul Muna, Mahasiswi Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kendal. Dan, Choirul Amin, pemuda yang lagi semangat-semangatnya ngembangin usahanya.

Empat orang itu bicara pengalamannya sesudah membaca buku Dosen Kenthir Belajar Nyetir dari perspektifnya masing-masing.

Kata Susilo, buku keren itu bukan cuma tentang cinta-cinta melulu, atau semangat nasionalisme dan lain-lain. Ternyata, buku tentang cara mengemudi itu juga keren. Buku ini semacam tutorial, ketika baca, jadi semangat ingin belajar nyetir lagi.

Sementara kata Mas Ari, begitu saya buka bab yang judulnya Ditolong Preman Angkot, saya ketawa sendiri, preman disini kok culun sekali (kurang garang). Isi bukunya hanya curhatan Bu Nikmah, bagi saya ceritanya kurang mengena.

Kalo kata Muna, Bu Nikmah itu multitasker sekali. Jadi dosen sudah sangat-sangat sibuk, masih sempat merawat pak teguh. Jadi perawat di rumah, jadi driver-nya juga. Pokoknya bisa melakukan apa saja. Wanita hebat itu, bisa diandalkan dalam hal apapun. Bagi calon ibu strong, buku ini rekomended sekali.

Kalo menurut Amin, karena tulang punggung (suaminya) dalam mencari nafkah keluarga sudah jatuh (sakit), dengan the power of kepepet-nya, bu Nikmah jadi bisa nyetir, bisa mencari nafkah keluarga, bisa melakukan suatu hal yang mungkin sebelumnya tidak bisa menjadi bisa. Itu yang sangat luar biasa, yang bisa kita jadikan sumber pelajaran. Dengan biaya perawatan suaminya yang tidak sedikit, menulis buku tentang pengalamannya ini harapannya juga bisa jadi bisnis yang menghasilkan pemasukan bagi keluarga bu Nikmah.

Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 25 peserta dari berbagai latarbelakang. Mereka sangat antusias menikmati hangatnya seblak sambil ngobrol soal buku tersebut. Bahkan, pasca acara dibuat komunitas baru yang bergerak dibidang literasi yang diberinama komunitas Ngobrol Buku.

(Rifqi)

0 Response to "Ngobrolin Dosen Kenthir Sambil Menikmati Seblak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel