Ucapan-Ucapan Orangtua yang Bisa Bikin Anak Bahagia
Agus M. Irkham | Penulis Buku Surga diBelakang Rumah Kita
EDENTS PUBLIKA,, Sebagai orang tua, meskipun kita punya
hak sekaligus kewajiban “membentuk” anak- anak, tidak
lantas membuat kita
harus selalu lebih banyak memerintah
dan menyalahkan anak.
Sebaliknya kita harus lebih banyak mendengar dan menghargai kehadiran mereka. Bentuk penghargaan tersebut bisa melalui ucapan-ucapan persuasif dan positif, sehingga ketika anak-anak mendengar, mereka akan merasa bahagia.
Sebaliknya kita harus lebih banyak mendengar dan menghargai kehadiran mereka. Bentuk penghargaan tersebut bisa melalui ucapan-ucapan persuasif dan positif, sehingga ketika anak-anak mendengar, mereka akan merasa bahagia.
Kemampuan memberikan verbal afirmation (afirmasi/persetujuan secara verbal) sangat
dibutuhkan orangtua, agar setiap yang
terjadi pada anak-anak
dapat ditempatkan sebagai sarana mereka belajar; menjadi
satu pembelajaran yang menyenangkan, menghidupkan serta dapat mengembangkan kreativitas
berpikir serta berpendapat anak.
Keluwesan dalam memberikan respon secara lisan saat menjalin komunikasi dengan anak-anak akan memberikan sugesti positif dalam perkembangan pola pikir mereka.
Keluwesan dalam memberikan respon secara lisan saat menjalin komunikasi dengan anak-anak akan memberikan sugesti positif dalam perkembangan pola pikir mereka.
Berikut lima contoh
lagi ucapan yang
dapat membahagiakan anak.
Pertama, ucapan selamat. Misalnya, mengucapkan
selamat ketika anak baru saja menerima rapor,
“Selamat ya, …Ayah dan Ibu bangga
dengan usahamu.”
Dalam ucapan ini jelas sekali terkandung makna bahwa orang tua berfokus pada proses atau upaya bukan pada hasil. Apa yang telah diupayakan oleh anak-anak diposisikan sebagai tahapan pertumbuhan mereka, baik dari sisi kognitif, afektif maupun psikomotoriknya.
Dalam ucapan ini jelas sekali terkandung makna bahwa orang tua berfokus pada proses atau upaya bukan pada hasil. Apa yang telah diupayakan oleh anak-anak diposisikan sebagai tahapan pertumbuhan mereka, baik dari sisi kognitif, afektif maupun psikomotoriknya.
Kedua, ucapan maaf. “Maafkan Ayah
dan Ibu ya Nak, karena
melakukan sesuatu yang salah.” Apa yang dilakukan
orangtua tidak selalu benar. Misal, orangtua menuduh anak telah menyembunyikan kunci mobil, padahal yang terjadi si ayah lupa
akan kunci mobil.
Dalam situasi seperti itu, orangtua harus konsekuen. Karena telah melakukan kesalahan, maka orangtua wajib meminta maaf. Permintaan maaf akan menganulir pandangan anak atas dirinya bahwa ia memang sosok anak pembuat masalah (trouble makers).
Ketiga, ucapan
minta tolong. “Boleh tolong Ibu dan Ayah melakukan…?” Meskipun posisi Ayah di rumah
sebagai “Presiden”, tidak
lantas dia bisa main perintah seenaknya.
Anak-anak harus tetap diajari cara meminta kepada orang lain jika membutuhkan melakukan sesuatu yang sesuai dengan yang mereka maui, yaitu dengan selalu memulai dengan frasa minta tolong.
Anak-anak harus tetap diajari cara meminta kepada orang lain jika membutuhkan melakukan sesuatu yang sesuai dengan yang mereka maui, yaitu dengan selalu memulai dengan frasa minta tolong.
Keempat, ucapan
kasih sayang. “Kakak/
Adik adalah hadiah terindah Tuhan untuk
Ayah dan Ibu.” Kehadiran anak bagi orangtua
adalah amanah dari Tuhan. Tiap
amanah atau titipan memiliki keharusan untuk
menjaga amanah itu.
Ungkapan puitis di atas meneguhkan hati anak-anak bahwa kehadiran mereka sepenuhnya adalah atas kehendak Tuhan. Sebagai orangtua, kita telah dipilih
untuk menerima amanah.
Hati siapa yang tidak senang jika mendapat hadiah, apalagi yang memberi hadiah tersebut adalah Tuhan. Mendengar ucapan itu, anak akan merasa tersanjung dan ikut bersyukur karena memiliki orangtua yang menyayangi mereka.
Hati siapa yang tidak senang jika mendapat hadiah, apalagi yang memberi hadiah tersebut adalah Tuhan. Mendengar ucapan itu, anak akan merasa tersanjung dan ikut bersyukur karena memiliki orangtua yang menyayangi mereka.
Kelima, ucapan
menetramkan. “Ayah dan Ibu akan ada untuk Kakak
dan Adik kapan pun
dibutuhkan.” Sesungguhnya yang dituntut anak-
anak dari kedua
orangtuanya adalah kehadiran mereka, bukan buaian materi dan
beragam fasilitas fisikal lainnya.
Maka ucapan yang memberikan jaminan
atau garansi bahwa
Ayah dan Ibu akan selalu
ada, kapan pun dibutuhkan, akan menenteramkanhati
anak-anak. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi anak yang lengkap dan utuh. Bukan
sebaliknya, mengalami keyatiman justru pada saat
kedua orangtuanya masih
lengkap.
*) Artikel ini merupakan salah satu Sub Judul
dalam Buku Surga di Belakang Rumah Kita karya Agus M. Irkham
Selengkapnya tentang buku dapat dilihat di
link berikut:
Judul: Surga di Belakang Rumah Kita
Penulis: Agus M. Irkham
Penerbit: Media Edents Publika
Tebal: 352 hlm/Bookpaper
Dimensi: 11x18cm
ISBN: 978-602-50528-2-8
Harga: Rp 54.000
Lihat Koleksi Edents Publika
0 Response to "Ucapan-Ucapan Orangtua yang Bisa Bikin Anak Bahagia"
Posting Komentar