4 Cara Tepat Menghadapi Anak Temperamental
Agus M. Irkham | Penulis Buku Surga di Belakang Rumah Kita, Instruktur Literasi
Foto : Child Encyclopedia
EDENTS PUBLIKA,, Disenggol sedikit saja, seorang anak temperamental alias si “sumbu pendek” bisa langsung melotot atau bahkan menendang, dan memukul. Jangankan disenggol saat terjatuh, saat ada orang lain menertawakannya pun, egonya langsung terusik, dan segera mendatangi si anak yang tertawa tersebut dan…memukulnya!
Anak dengan sifat
mudah marah, bisakah diubah?
Tentu saja bisa. Segala sifat pada diri anak
adalah potensi dan semua potensi
bisa diarahkan kepada hal-hal
yang positif. Perhatikanlah ketika anak marah. Dia berlari, melempar, berguling-guling. Tangisnya meledak keras. Luar
biasa energinya. Maka, yang dia butuhkan adalah penyaluran energi besar
tersebut.
Ikhlaslah bila
satu saat ia mengambil segulung lakban besar
dan ia habiskan untuk membalut sekujur tubuhnya sendiri. Ia lakukan itu agar seperti pendekar
atau tokoh kartun di
televisi. Relakan bila tanaman-tanaman di kebun banyak yang
rusak, entah karena
dicabutnya atau dipotong dahan dan batangnya, dengan dalih sedang mengadakan serangkaian eksperimentasi atau
tanpa alasan jelas.
Sekadar iseng saja.
Menghadapi
“kekacauan” seperti itu, silahkan Anda tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan pelan-pelan, lalu tersenyumlah. Bersyukur atas karunia
anak yang sehat dan aktif tersebut.
Meskipun begitu, memang
tidak selamanya kita sanggup
menyediakan fasilitas untuk penyaluran
energinya. Kita juga tak mungkin meminta semua
orang untuk memahami
sifatnya, untuk tidak membuatnya tersinggung dan marah yang
kemudian berujung pada ngamuk.
Lantas bagaimana cara tepat menghadapinya?
Pertama, kita harus tenang. Jangan terpancing atau
terprovokasi untuk ikut-ikutan marah. Suara keras,
cubitan atau hukuman hanya efektif untuk sesaat, namun akan menyuburkan sifat
agresifnya. Biarkan saja
dia membanting-banting atau melempar
apa saja. Tapi sebelumnya, amankan benda-benda pecah belah yang sekiranya membahayakan. Karena anak-anak akan
menganggap sama nilai
antara kursi plastik dengan
lampu Kristal.
Kedua, saat anak sudah tenang, ajak dia melihat hasil amukannya sambil
kita memberesinya. Membuang barang-barang yang patah
atau pecah ke tempat sampah,
dan seterusnya. Ajak bicara anak
kita. Tanya dengan ungkapan lembut
kenapa dia marah. Setelah mendengar
penjelasannya, katakan kepadanya bahwa mengamuk itu tidak baik. Peluk dia, doakan agar anak bisa menahan amarahnya.
Ketiga, buat
kesepakatan dengan anak, kalimat-kalimat
apa yang diinginkan untuk mengingatkan ketika
dia hendak mengamuk. Misalnya, ini yang saya lakukan,
saya dan anak saya bersepakat bahwa sifat
pemarah dan suka ngamuk adalah tindakan cemen (payah,
mental kerdil). Jadi ketika ia ada gelagat
akan marah dan ngamuk, saya langsung mengingatkannya dengan kata “cemen” tersebut.
Keempat, ikhlaskan semua yang
telah dilakukan anak-anak. Sebagai orangtua, kita jangan memendam amarah apalagi
punya rasa dendam atas
tindakan yang dilakukan oleh anak kita. Karena
ketika anak marah,
dan kita meresponnya dengan marah
juga, ia akan
semakin marah. Marah kita laksana bensin
yang membuat api marahnya semakin besar.
Sebaliknya, jika kita tidak marah dan ikhlas,
itu akan menjadi
air yang dapat memadamkan api marah anak
kita.
Selamat mencoba.
Selamat mencoba.
*) Artikel ini merupakan salah satu Sub Judul dalam Buku Surga di Belakang Rumah Kita karya Agus M. Irkham
Selengkapnya tentang buku dapat dilihat di link berikut:
0 Response to "4 Cara Tepat Menghadapi Anak Temperamental"
Posting Komentar